Mari berbagi untuk kemajuan masjid tuk wilayah sumsel

Senin, 25 Agustus 2008

MISKIN

Tidak potongan kisah yang paling dihindari manusia dalam hidupnya selain babak kemiskinan. Karena dia adalah borok, hantu atau nista. Mereka yang dihinggapinya akan segera tahu kesengsaraan macam apa yang harus dialaminya. Detik demi detik, menit demi menit, tiap jengkal waktu hanya penderitaan. Mati masih lebih baik dari pada miskin. Ironisnya, ketika tidak satupun manusia mau memasuki episode ini, babak demi babak drama kehidupan berjalan justru diatas ketidak berdayaan manusia atas benda. Semakin banyak orang menghindari kemiskinan, semakin banyak pula orang terjebak dalam kesengsaraan itu. Karena hidup seolah memiliki porsinya, semakin banyak orang yang mengambil porsi orang lain di luar porsinya, semakin banyak orang tidak mendapatkan jatahnya. Maka semakin hari kemiskinan akan semakin menggila.

Logika semacam ini mendorong manusia suka atau tidak hanyalah kumpulan benda semata. Aku, dia dan mereka tak terkecuali hanyalah sepotongan bentuk, seperti bentuk-bentuk lain yang ada di depan mata, tak lebih. Naif!

Tapi fakta memang demikian adanya. Logika benda itu makin hari makin dominan, menggerogoti seluruh permukaan bumi yang ditinggali manusia. Tidak ada lagi mereka yang terkecualikan. Tidak juga di Tibet atau di Timur yang religius. Tidak Juga di Badui, dimana nalar dan hati adalah puncak tertinggi yang harus digapai manusia. Perlahan tapi pasti semuanya bergerak pada logika benda-benda. Mereka yang menjalankan titah hati pastilah terbelakang, tertinggal harus diberdayakan, harus dibantu ditingkatkan, diusung-usung sampai mereka tak sadar, bahwa mereka sesungguhnya telah didorong untuk masuk pada logika benda-benda itu.

Membayangkan ketika seluruh isi bumi telah terjebak pada logika benda-benda, maka pada suatu masa, ketika tidak ada lagi benda yang tersisa untuk dikuasai, semuanya menghindari episode kemiskinan, justru seluruh episode kehidupan manusia adalah episode kemiskinan. Karena episode lainnya telah usai tidak ada lagi yang bisa dimainkan kecuali episode paling menakutkan itu, maka hari-hari manusia adalah hari-hari kemiskinan. Hari-hari dimana satu dengan yang lain saling menghancurkan untuk sekedar bisa bertahan.

Pada saat itu, tidak ada lagi yang sanggup menghindari babak-babak yang menakutkan itu. Seluruh gerak, ekspresi, bunyi dan ritme adalah bagian dari episode itu. Kesengsaraan akan menjadi seluruh isi cerita. Disitu pelaku maupun penontonnya berada dalam atmosfir yang sama. Pada saat itu, mungkinkah logika benda-benda itu akan bergeser?

Belum ada kisah ditulis, pada suatu masa manusia pernah begitu jauh terhadap benda-benda, begitu jauhnya terhadap keinginan untuk menguasai lebih dari lainnya,begitu kuatnya atmosfir untuk berbagi sehingga semua berada dalam porsinya.

Tapi manusia memiliki sedikit saja lebih dari binatang lain yang menduduki bumi ini. Kemampuannya untuk bertahan dan menyesuaikan diri. Puncak tertinggi perbedaan antara manusia dengan binatang lain adalah kecepatannya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Maka akan sangat mungkin bila pada akhirnya keadaan akan mendorong manusia untuk keluar dari nalar benda-benda. Semuanya menjauh, atmosfir berubah drastis sehingga semua memasuki babak anti benda-benda.

Atau panggung menjadi demikian bervariasinya. Tidak ada lagi atmosfir yang dominan. Smua bisa menjalankan perannya, menerima kenyataan akan kisah yang harus dilakoni dengan penikmatan-penikmatan pada tiap babak. Sehingga tidak ada perlu ada kekhawatiran menjalani kisahnya. Tapi siapakah sutradara yang akan membagi peran itu? Sejauh ini belum tampak tanda-tandanya. Benda-benda itu masih mengatur dan mengendalikan jalan kisah, sehingga semua mau menjadi pemeran utama. Dan saat ini yang paling menguasai terhadap benda-benda itulah yang banyak memerankan kisah. Lainnya, sementara minggir

1 komentar:

Nesa mengatakan...

well...
kita juga harus mikir...
harta di dunia ini
hanya bersifat sementara.
dan gk akan bakalan di bawa mpe mati..

semua orang takut miskin
semua orang takut mati
semua orang takut sakit...

ini semua adalah kehidupan
tergantung kita bisa menjalaninya apa tidak?

Entri Populer

KERJA SAMPINGAN

DonkeyMails.com: No Minimum Payout